Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang adalah salah satu Desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Merapi. Desa yang berketinggian 735-900 mdpl ini adalah salah satu kawasan di lereng barat Merapi yang masih baik kondisi hutannya . Meski hutan-hutan di desa lain di kawasan lereng barat banyak yang rusak karena pertambangan namun desa ini memiliki tekad untuk tetap mempertahankan kondisi hutan yang mereka miliki.
Desa ini termasuk desa yang kecil dengan 11 dusun. Dusun tersebut adalah Sabrang, Kembang, Tanen, Batur Ngisor, batur nduwur, Gemer, Tangkil, Ngandong, Karanganyar, dan Bojong. Meski daerah pedusunan relatif kecil namun hutan yang masuk desa ini cukup luas. Hutan ini merupakan daerah tangkapan air yang penting di Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo, salah satunya adalah Sungai Blongkeng. Sungai Blongkeng memiliki aliran cukup deras dan airnya sangat jernih. Keberadaan hutan yang masih bagus membuat sungai ini selalu mengalir sepanjang tahun.
Pertanian Desa Ngargomulyo
Ketersediaan air yang melimpah sangat mendukung kegiatan pertanian di desa ini. Dengan jumlah penduduk sekitar 2.381 jiwa, hampir 90% nya adalah petani. Pertanian yang di kembangkan di daerah ini adalah persawahan basah dengan komoditas utama tanaman padi. Disamping menanam padi mereka juga mengembangkan tanaman tegalan dengan jenis sayuran cabe, kubis, sawi, buncis, dan lain-lain. Sebagian petani ini masih mempertahankan pola pertanaian tradisional dengan sistem pertanian organik.
Ciri masyarakat petani di desa ini cukup kental. Masyarakat bahu-membahu baik tua maupun muda turun ke sawah. Selain bertani, mereka juga beternak sapi. Hiruk-pikuk masyarakat berangkat mencari rumput maupun ke sawah sangat tampak setiap pagi menjelang.
Selain pertanian kerajinan di desa ini cukup menonjol. Kerajinan anyaman bambu di desa ini sudah menjadi ativitas yang turun-temurun. Ketersediaan bambu yang cukup melimpah menyebabkan pengrajin anyaman bambu sangat mudah mencari bahan baku. Di Dusun Sabrang dan Tanen hampir tiap keluarga, para ibu rumah tangga setiap hari punya kebiasaan menganyam bambu. Hasil kerajinan ini antara lain Kepang, Besek,Tepas, pyan dan pagar.
Hubungan Masyarakat dengan Alamnya
Kehidupan masyarakat memiliki hubungan yang dekat dengan alamnya. Masyarakat sangat sadar akan peran hutan Merapi bagi ketersediaan air yang mengalir di desanya. Setiap hari mereka masuk kawasan hutan untuk mencari kayu bakar dan rumput untuk ternaknya. Di bawah tegakan hutan pinus tersedia rumput pakan ternak yang cukup melimpah. Secara umum Hutan di daerah merapi dibagi menjadi 3 macam :
1.Hutan alam berisi tumbuhan asli pegunungan seperti dadap duri (Erythrina lithosperma), Puspa (Schima wallichii), Ki kepas (Engelhardtia spicata), Kinah (Chinchona sucirubra), dan lain-lain.
2. Hutan Pinus, adalah hutan bekas Perhutani yang di produksi getahnya.
3. Hutan rakyat milik masyarakat yang ditanami pohon-pohon rakyat seperti sengon, bambu, waru, nangka, kopi kaliandra dan lain-lain.
Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat
Masyarakat Ngargomulyo yang sederhana masih memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Budaya sambatan(gotong-royong) adalah salah satunya. Ketika sebuah keluarga membangun rumah maka para tetangga secara sukarela turut membantu.
Ngargomulyo juga kaya akan kesenian daerah. Kesenian yang telah mengakar antara lain Jantilan, Reog, Karawitan, Jaelantur, Angguk, Cakar lele, kuda lumping, topeng ireng dan lain-lain. Bagi mereka kesenian adalah sebuah kebutuhan ekspresi mereka yang tidak ternilai oleh uang semata.
http://kanopi-indonesia.org