welcome

We kindly serve you, find your identity in Indonesia

history

Indonesia has strong historical roots, has a priceless masterpiece

Floating market

The uniqueness is a part of Indonesian life

metropolitan

Indonesia has a magnificent way of life

culinary

have a high culinary taste since antiquity

pray

the source of all sources of life is god

Romantic

the source of all sources of life is god

Jumat, 15 Maret 2013

Misteri Penampakan dan Jeritan di Lawang Sewu

Misteri Lawang Sewu
Misteri Lawang Sewu

Pernah mendengar tentang Lawang sewu sob? Gedung ini memiliki sejarah yang panjang selain juga cerita mistisnya. Lawang Sewu dulunya merupakan sebuah gedung di Jawa tengah,  Tepatnya kota Semarang. Merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Banyak diberitakan mengenai misteri penampakan dan jeritan di Lawang Sewu di waktu malam. Saat ini  gedung ini merupakan tempat wisata sejarah meskipun banyak juga orang iseng yang menjadikannya ajang uji nyali. Gedung Lawang Sewu ini terkenal menyeramkan dan angker.

Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907, Lawang Sewu berada di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein. Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak.
Meski kenyataannya pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini juga memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT. Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.
Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Namun ketenaran Lawang Sewu bukan berasal dari cerita sejarahnya, melainkan mistis yang kuat yang tersimpan rapat di gedung yang memiliki banyak pintu ini. Bahkan kini Lawang Sewu seolah menjadi icon mistis di Jawa Tengah.
Lawang Sewu dipercaya banyak ditinggali hantu-hantu Belanda dan Jepang. Hantu-hantu yang sering dibicarakan warga sekitar adalah arwah para tentara Belanda dan Jepang yang masing-masing punya daerah kekuasaan sendiri-sendiri.
Di pintu depan paling barat bangunan tua itu dipercaya dikuasai oleh sosok hantu tentara Belanda. Setiap kali muncul lelembut yang penampakannya selalu mengenakan pakaian seragam serdadu lengkap dengan senapan laras panjang.
Lain lagi di salah satu ruang paling depan yang ditengarai dulunya menjadi pos penjagaan tentara Nipon, di sekitar tempat itu dikuasai oleh sosok lelembut yang berwujud serdadu Jepang. Khusus makhluk gaib yang satu ini, mereka terlihat bengis dan kejam. Kumisnya panjang melintang dengan ke mana-mana selalu membawa sebilah samurai panjang.
Selain hantu tentara Belanda dan Jepang, hantu perempuan tidak kalah seram di tempat tersebut. Dari dalam gedung tersebut sering kali terdengar jeritan-jeritan suara perempuan yang diperkirakan jeritan itu berasal dari jerit noni-noni Belanda. Bahkan, setiap muncul jeritan pasti disusul suara derap sepatu laras tentara Belanda dan Jepang. Sepertinya arwah mereka kompak, namun suara jeritan itu diperkirakan jeritan noni Belanda yang ketakutan ketika melihat aksi pembantaian Jepang terhadap tentara Belanda.
Konon, banyak tentara Belanda yang tewas disembelih tentara Jepang. Sehingga suara jeritan itu kadang disusul jeritan tentara Belanda yang kesakitan.
Namun, dari sekian banyaknya makhluk halus yang menjaga gedung Lawang Sewu tersebut, menurut beberapa paranormal asal Semarang tidak akan mengganggu masyarakat apabila nekat masuk ke dalam gedung.

Sejarah guung krakatau

Pada tanggal 27 agustus 1883 pada pukul 10.20 WIB satu seperempat abad yang lalu, sebuah gunung berapi meletus di Selat Sunda. Gunung Krakatau (orang barat menyebutnya Krakatoa) yang saat itu menjuntai di Pulau Krakatau memuntahkan amarahnya dengan kekuatan setara 200 megaton TNT. Asal tahu saja, jumlah TNT sebesar itu setara dengan 13,000 kali Little Boy, bom atom yang meremukkan Hiroshima di Jepang pada 1945. Benar-benar dahsyat.
Kedahsyatan ledakkan Krakatau bisa dilihat juga dari jumlah korban tewas. Sebanyak 36,417 orang meregang nyawa karena amuknya, 165 permukiman hilang dari permukaan bumi, dan 132 desa luluh lantak porak poranda. Letusan Krakatau juga memicu terjadinya tsunami yang terasa hingga Hawaii dan pantai barat Amerika, sebuah jarak yang bagi banyak orang belum pernah terbayangkan sebelumnya karena saking jauhnya. Kapal yang sedang berada di Afrika Selatan konon sampai terhempas gara-gara tsunami yang bersumber dari ujung Pulau Jawa ini. 
Ada lagi rekor yang dibuat Krakatau: suara ledakkan terdengar sampai Perth di sebelah Timur yang berjarak 3,110 kilometer dan di sisi barat penduduk di Rodrigues, dekat Mauritius yang berjarak 5,000 kilometer bisa mendengar “desahan” Krakatau. Ini berarti sekitar seperdelapan penduduk planet bumi bisa mendengar Krakatau sedang mengamuk dahsyat.
Usai ledakan, planet ini sempat gelap tertutup abu vulaknis yang menutupi atmosfer. Sinar mentari tidak mampu menembus tebalnya debu yang beterbangan. Asal tahu saja, Krakatau memuntahkan 25 kilometer kubik batu dan abu ke udara. Wah, seperti mau kiamat dong…

Foto yang menghiasi disisi kiri ini ini adalah dari Illustrated London News yang terbit pada 8 September 1883 (Anda bisa membeli replika halaman depan koran itu seharga 184 dollar di Amazon). Sementara itu pada 1927 sebuah gunung “menjebul” lahir dari bekas lokasi Gunung Krakatau. Dia dinamakan Anak Krakatau.

126 Tahun Terkubur, Dokumen Meletusnya Krakatau 1883 Ditemukan
Direktur Jenderal Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, Sapta Nirwandar, menyambut baik diterbitkannya dokumen klasik tentang dahsyatnya letusan Krakatau tahun 1883. Sebab, dokumen yang telah 126 tahun terkubur dalam lautan naskah kuno dan ditemukan terpisah di enam negara itu, sekarang sudah bisa dibaca bangsa Indonesia.
"Dokumen klasik bernama Syair Lampung Karam ini adalah karangan Muhammad Saleh, yang mengaku mengalami dan menyaksikan sendiri letusan Krakatau yang amat dahsyat di tahun 1883. Saking dahsyatnya, bunyi letusannya dapat didengar sejauh Manila, Cololbo, Papua Nugini, dan pedalaman Australia," kata Sapta Nirwandar di Jakarta, Rabu (30/12/2009).
Syair Lampung Karam tentang dahsyatnya letusan Krakatau hasil penelitian Suryadi, --peneliti dan dosen di Leiden University ini, menurut Sapta, teks syairnya bisa direvitalisasi untuk berbagai kepentingan, misalnya di bidang akademik, budaya, dan pariwisata. Salah satunya adalah kemungkinan untuk mengemaskinikan teks syair tersebut dalam rangka agenda tahunan Festival Krakatau.

Syair yang aslinya ditulis dalam aksara Arab-Melayu (Jawi) ini juga dapat direvisi dan diperkenalkan untuk memperkaya dimensi kesejarahan dan penggalian khasanah budaya dan sastra daerah Lampung khususnya dan Indonesia umumnya.
"Dengan terbitnya dokumen langka hasil catatan pribumi satu-satunya tentang letusan Krakatau 1883 itu, bangsa Indonesia mendapat kesempatan untuk mengetahui sebuah dokumen yang ditulis oleh para pendahulu kita," papar Sapta.
Naskah klasik yang merupakan kekhayaan khasanah budaya Indonesia ini menarik dikaji karena di dalamnya mengandung banyak informasi penting menyangkut bahasa, budaya, dan sejarah Indonesia.
Sumber : jalansutera.com & latief/kompas.com

Mengungkap Misteri, Mitos Dan Legenda Stonehenge



Misteri Monumen Stonehenge
Misteri Monumen Stonehenge
Mungkin anda pernah mendengar tentang monument Stonehenge, sebuah monument batu dari jaman purbakala. Sebuah misteri masa lalu yang sampai saat ini menarik perhatian para peneliti dan ilmuwan dunia. Banyak peneliti berusaha mengungkap misteri, mitos dan legenda Stonehenge. Perlu dietahui bahwa Stonehenge adalah sebuah monumen batu peninggalan jaman purba yang diperkirakan ada sejak zaman Perunggu dan Neolithikum. Monumen Stonehenge terletak dekat dengan Amesbury sekitar 13 kilometer (8 batu) barat laut Salisbury Plain, Propinsi Wilshire, Inggris. Ada beberapa hal menarik mengenai monument ini termasuk energy aneh yang terpancar pada monument Stonehenge.

Stonehenge sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya, yaitu 10 meter dengan masing-masing batu mempunyai berat 26 ton), semua batu tegak tersebut disusun dengan bentuk tegak melingkar yang dikenal sebagai megalithikum.
Terdapat perdebatan mengenai usia sebenarnya lingkaran batu itu, tetapi kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa sebagian besar bangunan Stonehenge dibuat antara 2500-2000 SM. Bundaran tambak tanah dan parit membentuk fase pembangunan monumen Stonehenge yang lebih, awal sekitar 3100 SM.
Walaupun seusia dengan ( henges ) zaman Neolithikum yang menye rupai Stonehenge, Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik. Tempat ini dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1986.
Di dalam 30 lingkaran batu besar tadi, juga masih terdapat sekitar 30 batu dengan ukuran yang lebih kecil yang dinamakan Lintels, yang disusun dengan bentuk melingkar juga.Tapi pada saat ini keba nyakan batu-batu tegak tadi telah terkikis dan jatuh.
Monumen Stohehenge Berasal Dari Masa Prasejarah
Menurut Arkeolog inggris, Richard Jhon Coplan Atkinson (1950), Stonehenge kira-kira dibangun sekitar 5000 tahun silam, pembangunannya sendiri dibagi menjadi beberapa fase (I,II,IIIa,IIIb, dan IIIc). Tentunya dengan banyaknya tahapan fase dalam pembangunan Stonehenge, menunjukkan bahwa bangunan tersebut memerlukan waktu yang sangat lama dalam pengerjaannya, mulai dari peng angkutan batunya sendiri sampai tahap pengukiran pada setiap batunya.
Penemuan diketahui adanya ukiran disetiap batu Stonehenge, hal ini baru diketahui oleh para peneliti baru-baru ini. Menurut seorang Arkeolog, Tom Goskar, dengan metode scaning laser, ukiran-ukiran pada batu tersebut baru akan terlihat. Jika deng an mata telanjang tidak akan terlihat. Tentunya dengan ditemukannya bentuk-bentuk ukiran pada bebatuan, setidaknya bisa memberikan secercah harapan untuk menguak kegunaan Stonehenge pada masa lalu.
Kompleks Stonehenge dibangun dalam beberapa fase pembangunan selama 2.000 tahun dan sepanjang kurun waktu itu aktivitas terus berjalan. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya sesosok mayat seorang Saxon yang dipancung dan dikebumikan di tugu peringatan tersebut, dan kemungkinan mayat tersebut berasal dari abad ke-7 M.
Stonehenge I
Monumen pertama terdiri dari lingkaran tebing bulat dan parit berukuran 115 meter (320 kaki) diameter dan dengan satu pintu masuk di bagian timur laut. Fase ini adalah sekitar 3100 SM. Di bagian luar kawasan lingkaran terdapat 59 lubang, dikenal sebagai lubang Aubrey untuk memperingati Jhon Aubrey, arkeolog abad ketujuh belas yang merupakan orang pertama yang mengetahui lubang-lubang tersebut. Dua puluh lima dari lubang Aubrey diketahui mempunyai perkebumian abu pada dua abad setelah berdirinya Stonehenge.
Tiga puluh abu mayat diletakkan di dalam parit kawasan lingkaran dan bagian lain dalam kawasan Stonehenge. Tembikar Neolitikum akhir telah ditemukan bersama-sama ini memberikan bukti tanggal. Sebuah batu tunggal monolit besar yang tidak dilicinkan dikenal sebagai ‘Batu Tumit’ ( Heel Stone ) terletak di luar pintu masuk.
Stonehenge II
Bukti fase kedua tidak lagi kelihatan. Bagaimanapun bukti dari beberapa lubang tiang dari waktu masa ini membuktikan terdapatnya beberapa bangunan kayu yang dibangun dalam kawasan lingkaran sekitar awal milenium ketiga SM. Beberapa kesan papan yang didapati dile takkan pada pintu masuk. Fase ini sama dengan tempat Woodhenge yang terletak berdekatan.
Stonehenge IIIa
Ekskavasi arkeologi menunjukkan bahwa sekitar 2600 SM, dua lengkungan bulan sabit dibuat dari lubang (dikenal sebagai lubang Q dan R) yang digali di tengah-teng ah lokasi. Lubang tersebut mengandung 80 batu biru tegak yang dibawa dari bukit Preseli, 250 batu di Wales. Batu-batu tersebut dibentuk menjadi tiang dengan teliti, kebanyakan terdiri dari batu jenis dolerite bertanda tetapi juga termasuk contoh batu rhyolite, tufa gunung berapi, dan myolite seberat 4 ton.
Pintu masuk dilebarkan pada masa ini menjadikannya selaras dengan arah matahari naik pertengahan musim panas dan matahari terbenam pertengahan musim semi masa tersebut. Monumen tersebut ditinggalkan tanpa disiapkan, sementara batu biru kelihatannya di pindah dan lubang Q dan R ditutup. Ini kemungkinan dilakukan pada masa fase Stonehenge IIIb. Monumen ini kelihatannya melebihi tempat di Avebury dari segi kepentingannya pada akhir masa ini dan Amesbury Archer, ditemukan pada tahun 2002 tiga batu ke selatan, membayangkan bagaimana Stonehenge kelihatan pada masa ini. Stonehenge IIIa dikatakan diba ngun oleh orang Beaker
Stonehenge IIIb
Pada aktivitas fase berikutnya pada akhir milenium ketiga 74 SM mendapati batu Sarsen yang besar dibawa dari kueri 20 batu di utara di lokasi Marlborough Downs. Batu-batu tersebut dikemaskan dan dibentuk dengan sambungan pasak dan ruas sebelum 30 didirikan membentuk bulatan tiang batu berukuran 30 meter diameter dengan 29 atap batu ( lintel ) di atas. Setiap bongkah batu seberat 25 ton dan jelas dibentuk dengan tujuan membuat kagum.
Batu orthostat lebar sedikit di bagian atas agar memberikan gambaran ia kelihatan lurus dari bawah ke atas sementara batu alang melengkung sedikit untuk menyambung gambaran bundar monumen lebih awal.
Di dalam bulatan ini terletak lima trili thon batu sarsen diproses dan disusun dalam bentuk ladam. Batu besar ini, sepuluh menegak dan lima batu alang, dengan berat masing-masing hingga 50 ton yang disambungkan dengan sambungan rumit. Ukiran pisau belati dan kepala kapak terdapat di sarsen.
Dalam masa ini, jalan sepanjang 500 meter dibangun, menuju ke arah timur laut dari pintu masuk dan mengandung dua pasang tambak selaras yang berparit di tengahnya. Terakhir dua batu portal besar dipasangkan di pintu masuk yang kini hanya tinggal satu, Batu Penyembelihan ( Slaughter Stone ) 4,9 meter (16 kaki) panjang. Hal ini dipercayai hasil kerja kebudayaan Wessex Zaman Perunggu awal, sekitar 2000 SM.
Stonehenge IIIc
Selepasnya pada Zaman Perunggu, batu biru kelihatannya telah ditegakkan semula, dalam bulatan antara dua tiang sarsen dan juga dalam bentuk ladam di tengah, mengikuti tata layout sarsen. Walaupun ia kelihatannya satu fase kerja yang menakjubkan, pembangunan Stonehenge IIIc dibangun kurang teliti berbanding Stonehenge IIIb, batu biru yang ditegakkan kelihatannya mempunyai pondasi yang tidak kokoh dan mulai tumbang.
Salah satu dari batu yang tumbang telah diberi nama yang kurang tepat sebagai Batu Penyembahan ( Altar Stone ). Dua bulatan lubang juga digali di luar bulatan batu yang dikenal sebagai lubang Y dan Z. Lubang-lubang ini tidak pernah diisi dengan batu dan pembangunan lokasi peringatan ini kelihatannya terbiarkan sekitar 1500 SM.
Stonehenge IV
Sekitar 1100 SM, jalan raya Avenue disambung sejauh lebih dari dua batu sampai ke Sungai Avon walaupun tidak jelas siapakah yang terlibat dalam kerja pembangunan tambahan ini.
Teori mengenai Stonehenge
Penelitian serius pertama dilakukan sekitar 1740 oleh William Stukeley. Stukeley keliru menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh Druid, tetapi sumbangannya yang terpenting adalah mengambil gambar yang terukur mengenai lokasi Stonehenge yang membenarkan analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan kepentingannya. Yang menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu yang mempunyai kepentingan astronomi.
Gerald Hawkins, Seorang Profesor Astronomi. Juga mengeluarkan pernyataan bahwa fungsi sesungguhnya dari Stonehenge dimasa lalu adalah sebagai Observatorium Astronomi yang canggih untuk meramalkan datangnya Gerhana Matahari ataupun Bulan (Stonehenge Decoded). Munurutnya, peletakkan setiap batu pada stonehenge mengandung kekayaan informasi untuk menunjang pernyataan tersebut.
Menurutnya, “Jika anda bisa memahami posisi pada setiap susunan batu, maka anda pasti dapat menyimpulkan mengenai kegunaan Stonehenge pada masa lalu”. Para Astronom lainnya juga menemukan siklus 56 tahun Gerhana Matahari dan Bulan dengan cara mendecode setiap batu pada Stonehenge.
Pada setiap batu tegak, merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari, sehingga sangat akurat untuk menunjukkan siklus perhitungan astronomi. Sungguh hebat orang-orang zaman itu.
Bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak dibincangkan dan berdasarkan penelitian bahwa ia mungkin merupakan sebagian dari batu peringatan lebih awal di Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury ( Salisbury Plain ). Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan mengekalkan dalam bentuk batu, bangunan papan yang bertaburan di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.
Monumen ini diselaraskan timur laut – barat daya dan keutamaan diletakkan oleh pembangunnya pada titik balik matahari dan equinox sebagai contohnya, pada pertengahan pagi musim panas, matahari muncul tepat di puncak batu tumit ( Heel stone ), dan cahaya pertama matahari ke tengah Stonehenge antara dua susunan batu berbentuk ladam. Ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan.
Matahari timbul pada arah berlainan pada permukaan geografi tempat berlainan. Untuk penyelarasan itu tepat, ia mesti diperkirakan tepat untuk garis lintang Stonehenge pada 51° 11’. Penyelarasan ini, tentunya dasar bagi reka dan bentuk dan tempat bagi Stonehenge. AlexanderThom berpendapat bahawa lokasi tersebut diatur menurut ukuran yar megalitikum.
Teori Fenomena Stonehenge
Maka sebagian pendapat bahwa Stonehenge melambangkan tempat observatorium kuno, walaupun berapa jauh penggunaan Stonehenge untuk tujuan tersebut dipertentangkan. Sebagian pendapat pula mengemukakan teori bahwa ia melambangkan farah besar (Artikel dari the Observer), komputer atau juga lokasi pendaratan makhluk asing.
Banyak perkiraan mengenai pencapaian mesin diperlukan untuk membangun Stonehenge. Mengandaikan bahwa batu biru ini dibawa dari Wales dengan tenaga manusia dan bukannya oleh gletser sebagaimana dugaan Aubrey Burl, pelbagai cara untuk memindahkannya dengan menggunakan tali dan kayu. Pada 2001, suatu percobaan untuk mengalihkan satu batu besar sepanjang jalan darat dan laut yang mungkin dari Wales ke Stonehenge. Sukarelawan menariknya di atas luncur ( sledge ) kayu di daratan tetapi jika dipindahkan ke replika bot prasejarah, batu tersebut tenggelam diSelat Bristol.
Ukiran senjata pada sarsen adalah unik pada seni megalitikum di Kepulauan British ( British Isles ) di mana desain lebih abstrak, begitu juga batu berbentuk ladam kuda adalah luar biasa bagi kebudayaan yang mengatur batu dalam bentuk bundar. Motif tersebut biasa bagi penduduk Brittany pada masa itu dan pada dua fase Stonehenge telah dibangun di bawah pengaruh continental influence. Ini dapat menjelaskan pada satu tahap, tentang reka dan bentuk monumen, tetapi pada keseluruhannya, Stonehenge masih dapat dijelaskan dari segala konteks kebudayaan Eropa prasejarah.
Perkiraan mengenai tenaga manusia yang diperlukan untuk membangun pelbagai fase Stonehenge meletakkan jumlah keseluruhan yang terlibat atas berjuta jam manusia bekerja. Stonehenge I kemungkinan memerlukan sekitar 11.000 jam, Stonehenge II sekitar 360.000 dan pelbagai baian bagi Stonehenge III mungkin melibatkan sehingga 1.75 juta jam. Membentuk batu-batu ini diperkirakan memerlukan 20 juta jam manusia menggunakan perkakas primitif yang terdapat pada masa itu.
Antara Teori dan mitos stonehenge
Mitos dan legenda Stonehenge
Batu Tumit ( The Heel Stone ) pada suatu masa dikenal sebagai Friar’s Heel. Cerita rakyat, yang tidak dapat dipastikan asalnya lebih awal dari abad ke tujuh belas, menceritakan asal nama batu ini.
Sebagian pendapat mendakwa Tumit Friar ( “Friar’s Heel” ) adalah perubahan nama “Freya’s He-ol” atau “Freya Sul”, dari nama Dewa Jerman Freya dan (didakwa) perkataan Welsh bagi “laluan” dan “hari matahari” menurut turutan.
Sebuah argumen yang mengejutkan tentang sejarah Stonehenge di kemukakan oleh seorang ahli Sejarah dan Topografi Irlandia, Gerald Wales. Dia menyebutkan bahwa Manusia Raksasa telah membawa batu-batu maha besar tersebut dari Afrika ke Inggris. Dari struktur geologi pada batu-batu penyusun Stonehenge sendiri memang menunjukkan bahwa batu-batu maha besar itu bukanlah berasal dari wilayah Eropa, karena strukturnya sangat berbeda, namun mirip dengan batu-batuan dari wilayah Afrika.
Stonehenge juga dikaitkan dengan legenda Raja Arthur. Geoffrey dari Monmouth berkata bahwa tukang sihir Merlin telah melakukan pemindahan Stonehenge dari Irlandia, di mana ia telah dibangun di Gunung Killaraus oleh raksasa yang membawa batu-batu tersebut dari Afrika.
Jika Manusia raksasa itu memang ada, seperti yang kita ketahui, pembangunan The Great Pyramid Giza Mesir, katanya juga ada sangkut pautnya dengan para Manusia Raksasa. Bagaimana cara mereka membawa batu-batu berat tersebut? Mungkin hal ini dimungkinkan jika Manusia Raksasa dengan tinggi 7-10 meter yang mengangkut sekaligus menyusun bebatuan tersebut.
Cerita Mitos dan Legenda tentunya lebih menarik bukan dibandung Teorinya?.. :)
 
http://era90.blogspot.com/2012/12/mengungkap-misteri-mitos-dan-legenda.html

Misteri Gobekli Tepe Kuil Tertua di Turki.

Banyak orang mengira bahwa Stonehenge adalah sebuah peninggalan sejenis kuil tertua di dunia tapi ternyata di duga ada kuil yang dinyatakan tertua didunia. Inilah Misteri Gobekli Tepe Kuil Tertua di Turki. Apa itu Gobekli Tepe? Mari kita ikuti Sejarah Gobekli Tepe Kuil tertua di dunia ini di bawah ini. Hal ini berawal dari penemuan arkeologi pada tahun 1994. Sebuah penemuan mengagumkan terjadi di Turki selatan, di utara perbatasan dengan Suriah. Monumen Tiga lingkaran batu megalitik yang terkubur selama ribuan tahun yang lalu berada di puncak bukit yang disebut Göbekli Tepe.

Kuil Gobekli Tepe - Kuil Tertua dunia

Gobekli Tepe adalah suatu tempat yang bisa kita sebut sebagai Kuil yang terletak 15 km sebelah timur laut kota Şanlıurfa (Urfa) di Turki tenggara. Dan Kuil ini dianggap sebagai kuil tertua yang pernah ada di dunia.
Yang mengejutkan adalah tentang perdebatan dari usia Kuil Tiga Lingkaran Batu Raksasa ini. Menurut para arkeolog, usia dari Kuil Gobekli Tepe adalah beberapa ribu tahun lebih tua dari lingkaran batu pertama yang ada di Stonehenge (3.500 SM).
Pilar batu Gobekli Tepe beratnya sekitar 10 sampai 20 ton, yang terbesar adalah 50 ton memiliki tinggi 9m dengan jarak paling jauh adalah 500 m . Batu berbentuk T memiliki tinggi 3m , meskipun ada juga yang di pusat lingkaran masing-masing lebih tinggi.
Misteri Kuil Gobekli Tepe
Pembangunan Göbekli Tepe
Göbekli Tepe hingga saat ini masih diteliti oleh arkeolog Turki dan Jerman, dan pertama kali digali pada tahun 1994. Area bukit ini telah lama digunakan untuk pertanian oleh petani lokal. Pilar monolitik berbentuk T dihubungkan dengan dinding kasar dan dibangun dengan membentuk struktur oval. Seperti sebuah bangku rendah di sekitar dinding dengan diameter antara 10m dan 20m dan diperkirakan adalah struktur tertua yang dibangun pada 9.000 SM.
Sejarah Kuil Gobekli Tepe
Tahap pembangunan periode kedua diperkirakan sekitar 7500-6000 SM yang menempatkan itu dalam era Pra-Tembikar. Beberapa kamar atau ruangan berbentuk persegi panjang dengan lantai kapur telah membantu para arkeolog untuk memecahkan usia pembangunan Kuil ini.. Lingkaran batu yang sama dan berbentuk T monolit ditemukan di Karahan Tepe yang terletak dekat Sogmatar di Dataran, Harran C. 9 000 SM dan pada Nevalý Cori yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih muda lagi dari Göbekli Tepe. Struktur dari Göbekli Tepe di puncak bukit tampaknya menjadi pusat kultus yang bisa menampung banyak orang.
Hingga saat ini, Gobekli Tepe masih terus diteliti dan digali lebih jauh lagi untuk menyingkap rahasia-rahasia lain yang tidak kita ketahui seperti bagaimana cara membangunnya dan lain sebagainya. Tapi dari hasil penelitian yang didapat saat ini oleh para akeolog, kita bisa mengambil kesimpulan seperti :
Penggalian Kuil Gobekli Tepe
Gobekli Tepe (9.000 SM) diperkirakan merupakan salah satu situs tertua dan berusia lebih tua dari Stonhenge (3.500 SM) .
Gobekli Tepe - Kuil Tertua dunia
Gobekli Tepe - Kuil Tertua dunia
Göbekli Tepe menjadi tempat untuk ritual berkaitan dengan kekuatan spiritual orang mati bagi para leluhur.

Misteri Jembatan Purba Adam Bridge Atau Rama Bridge Berumur 1 Juta Tahun? jembatan Adam

Apakah sobat pernah mendengar tentang Misteri Jembatan Purba Adam Bridge Atau Rama Bridge Berumur 1 Juta Tahun? Mungkin bagi sobat penggemar cerita wayang tentunya mengenal Epos Ramayana dimana Sang Rama membangun jembatan menuju Alengka melewati lautan untuk menyerang Alengka - kerajaan Rahwana. Dalam kenyataannya ternyata ditemukan misteri jembatan tersebut dan dikenal juga sebagai Adam Bridge.  Fenomena Adam Bridge, atau dikenal juga dengan Rama Bridge merupakan sebuah misteri masa lalu. Alasannya, karena umur jembatan ini diperkirakan lebih dari 1 juta tahun.

Letak Adam Bridge sepanjang 30 Km ini menghubungkan antara Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India). Strukturnya sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena kedudukannya yang tidak terlalu dalam.
Jembatan rama atau Rama setu

Status jambatan ini masih merupakan misteri sehingga kini. Menurut tafsiran, Adam Bridge mempunyai kaitan dengan mitos terkenal India, Ramayana.

Yang bikin heboh, Srilankan Archeology Department mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan usia Adam Bridge mungkin berkisar diantara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun. Yang menjadi pertanyaan, apakah jambatan ini benar-benar terbentuk oleh proses alam atau ciptaan manusia?

S.U.Deraniyagala, Pengarah Pusat Arkeologi Sri Lanka yang juga merupakan pengarang buku “Early Man and the Rise of Civilization in Sri Lanka: the Archaeological Evidence mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di Kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000 tahun lalu.

Para sarjana menaksirkan bahawa kemungkinan jambatan purba ini dibangunkan setelah daratan Sri Lanka terpisah daripada India jutaan tahun silam.

Epos Ramayana
Di dalam Epos Ramayana,jambatan itu dibangun oleh para pasukan manusia kera dibawah pengawasan Rama. Maksud dari pembangunannya sendiri ialah sebagai tempat penyeberangan menuju Negeri Alengka dalam misi untuk menyelamatkan Dewi Shinta, yang saat itu diculik oleh Rahwana, Raja Kerajaan Alengka.

Pasukan kera membangun jembatan rama

Epos Ramayana, menurut Kalender Hindu seharusnya berada pada masa Tredha Yuga (menurut cakram masa evolusi hindu/ cakram Hinduism tentang Epos tersebut terbagi menjadi empat: Sathya (1.728.000 tahun), Tredha (1.296.000 tahun), Dwapara (864.000 tahun) dan Kali (432.000 tahun).

Inilah Kutipan menurut Wikipedia ..
Jembatan Adam, juga disebut Rama Setu berarti "Jembatan Rama", adalah rantai batu kapur antara pulau Mannar, didekat Sri Lanka barat laut dan Rameswaram, di pantai tenggara India. Menurut kepercayaan Hindu, jembatan ini dibangun oleh Rama, inkarnasi Dewa Wisnu, untuk menyelamatkan Sinta yang diculik ke Alengka oleh Rahwana, seperti yang ditulis dalam kisah Ramayana. Banyak inskripsi, koin, panduan pengelana tua, referensi lama, peta religius kuno menandakan struktur ini dianggap suci oleh umat Hindu.

Jembatan itu pertama kali disebutkan dalam wiracarita berbahasa Sanskerta, Ramayana, gubahan Walmiki. Dunia barat pertama kali menemukannya dalam buku "karya bersejarah di abad ke-9" oleh Ibnu Khordadbeh dalam Buku tentang Jalan dan Negara (sekitar 850 M), merujuk kepada tempat yang disebut Set Bandhai atau "Jembatan Laut".

Jembatan rama atau adam bridge yang menghubungkan india dan srilanka

Nama Jembatan Rama atau Rama Setu (dari bahasa Sanskerta; Setu berarti jembatan) diberikan kepada bentang alam mirip jembatan ini di Rameshwaram, karena legenda Hindu mengidentifikasinya sebagai jembatan yang dibangun oleh Wanara (manusia kera), tentara Rama, yang digunakan untuk mencapai Alengka dan menyelamatkan istrinya Sita dari raja Rakshasa, Rahwana, sebagaimana dinyatakan dalam wiracarita Ramayana.

Karena memisahkan laut India dan Sri Lanka, wilayah itu disebut Sethusamudram yang berarti "Jembatan Laut". Petanya dibuat oleh pembuat peta Belanda pada tahun 1747, tersimpan di Perpustakaan Saraswati Mahal di Tanjore, menunjukkan wilayah ini sebagai Ramancoil, dari bahasa Tamil "Raman Kovil" (Kuil Rama) Peta lain disusun oleh J. Rennel tahun 1788 diambil dari perpustakaan yang sama, menyebut daerah ini sebagai Kuil Rama. Peta lainnya terdapat di atlas sejarah Schwartzberg dan sumber-sumber lain menyebut daerah ini dengan berbagai nama seperti koti, Sethubandha dan Sethubandha Rameswaram.

Ramayana gubahan Walmiki menyatakan pembangunan jembatan ini di bawah komando Rama dalam ayat 2-22-76.

Peta pertama yang menyebut daerah ini Jembatan Adam (Adam's bridge) dibuat oleh pembuat peta dari Inggris pada tahun 1804, merujuk kepada legenda Islam, yang menyatakan bahwa Nabi Adam menggunakan jembatan untuk mencapai Puncak Adam di Sri Lanka, dimana ia berdiri bertobat dengan satu kaki selama 1.000 tahun , meninggalkan tanda berupa lubang besar menyerupai tapak kaki. Baik puncak maupun jembatan diberi nama menurut legenda ini

Evolusi geologi dan usia - Teori ilmiah
Rama Bridge merupakan salah satu "Mysterious Places in the World’s". Jembatan purba misterius sepanjang 18 mil (30 Km) yang menghubungkan Pulau Mannar (Srilanka) dan Pulau Pamban (India) ini diperkirakan telah berumur lebih dari 1.000.000 tahun. Citra dari Jembatan Adam itu sendiri sangat mudah terlihat dari atas permukaan air laut karena letaknya yang tidak terlalu dalam, yaitu hanya tergenang sedalam kira-kira 1,2 meter (jika air laut sedang surut). Status dari jembatan tersebut masih merupakan misteri hingga saat ini, dan menurut tafsiran para ahli, diperkirakan Jembatan Adam erat kaitannya dengan wiracarita terkenal India, Ramayana.

Departemen arkeologi Sri Lanka telah mengeluarkan suatu pernyataan yang menyebutkan usia Jembatan Adam mungkin berkisar di antara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun, namun apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia, hal itu belum bisa mereka terangkan.

S.U.Deraniyagala, Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga merupakan pengarang buku Early Man and the Rise of Civilization in Sri Lanka: the Archaeological Evidence mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000 tahun silam. Walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal didaratan India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya. Para sarjana menaksirkan bahwa mungkin jembatan purba ini dibangun setelah daratan Sri Lanka terpisah oleh India jutaan tahun silam.
Rama Bridge atau adam bridge di Srilanka
Rama Bridge atau adam bridge antara India dan Srilanka
Referensi dari wikipedia

menguak misteri segitiga bogor dan kerajaan pajajaran



Mungkin sobat-sobat pernah mendengar tentang misteri segitiga bogor yang katanya bernuansa mistis. Banyak kisah keanehan dan keangkeran yang meliputi wilayah segitiga Bogor ini. Ternyata hubungan misteri segitiga Bogor dan Kerajaan Pajajaran sangatlah erat. Kisah dan misteri Gunung Salak dan Gunung Halimun juga ada hubungannya dengan laskar kerajaan Pajajaran. Bagi anda yang tertarik untuk menyimak perihal Kisah dan Misteri Segitiga Bogor yang menjadi wacana umum ini bisa membacanya di artikel berikut ini.

Di wilayah sekitar Halimun Bogor dan sekitarnya ada benteng-benteng milik Prabu Siliwangi yang tak kelihatan, pusat kerajaan ada di Gunung Salak, sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum. Catatan sejarah soal Kerajaan Siliwangi pasca kehancurannya setelah diserang Kesultanan Banten pada tahun 1620-an, adalah catatatan pertama kali dari Scipio yang melakukan ekspedisi sekitar tahun 1687 mencatat ada ratusan macan gembong atau harimau bertempat tinggal di sebuah bangunan dekat Kebun Raya Bogor sekarang, selain itu ditemukan rawa yang berisi badak di sekitar Sawangan, dinamakan Rawa Badak dimana di ujung Rawa Badak ditemukan juga situs parit dan bekas tembok keraton yang dijadikan sarang macan, sekarang sarang macan ini dikenal pertigaan beringin di Sawangan. Selain catatan-catatan arkeologi, ada catatan mistis tentang segitiga Bogor.
Lukisan Prabu Siliwangi
Ada tiga gunung yang dianggap angker di masa Mataram Sultan Agung, pertama Gunung Merapi, Kedua Gunung Slamet dan Ketiga Gunung Halimun, diantara ketiganya Gunung Halimun-lah yang dianggap paling angker karena memiliki misteri luar biasa. Sampai saat ini banyak peristiwa jatuhnya pesawat di sekitar segitiga Gunung Halimun-Gunung Salak-Gunung Gede.
Daya energi ketiga gunung itu ada di Istana Cipanas, sekitar gedung yang dibangun Bung Karno namanya Gedung Bentol, tempat dimana Bung Karno selalu bermeditasi sejak dia menempati Istana Merdeka di tahun 1949. Di belakang Gedung Bentol ada sumber air panas, yang merupakan energi dari Siliwangi.
Dilamarnya Puteri Dyah Pitaloka yang kecantikannya serupa bidadari dan mewariskan kecantikan yang bisa dilihat pada gadis-gadis Bandung, Cianjur dan Sumedang sekarang ini adalah rahasia ‘Wahyu Nusantara’ yang dimiliki kerajaan Pajajaran, dimana Gadjah Mada ingin memilikinya “Siapa yang menguasai Wahyu Nusantara dia akan menguasai Indonesia’, penguasaan wahyu nusantara ini menimbulkan konflik antara Hayam Wuruk yang berpendapat bahwa wahyu itu bisa diambil dengan cara Ken Arok yaitu menikahi puteri sang Raja, di satu sisi wahyu bisa diambil dengan cara menaklukkan Pajajaran dan membangun kerajaan Majapahit Barat di Pakuan.
Tanpa disengaja menurut kepercayaan banyak orang Bung Karno mengawini puteri Bandung yaitu : Inggit Garnasih yang ditengarai masih keturunan Raja Siliwangi dimana wahyu Nusantara bersemayam di tubuh Inggit Garnasih, dan Bung Karno keturunan langsung Brawijaya V mengobarkan semangat Nusantara bermula di Bandung pada rapat politik Radicale Concentratie di Bandung tahun 1922. Bandung adalah kota terakhir dimana Prabu Linggabuana menyucikan diri di danau Bandung sebelum berangkat ke Majapahit dan kelak beristirahat di Pesanggrahan Bubat dimana kemudian datang Gadjah Mada dan terjadilah insiden pembunuhan dan pembantaian besar-besaran rombongan Pajajaran.
Sisa-sisa dari Laskar Perang Bubat melarikan diri ke Gunung Salak, sementara sisa-sisa dari punggawa Siliwangi yang diserang Banten lari ke Gunung Halimun. Tempat dimana seringnya pesawat menghilang, ini mirip dengan segitiga Bermuda dan segitiga formosa.
Gunung Halimun dan Gunung salak ini mirip Gunung Lawu yang disucikan Majapahit, tak boleh ada yang melintasi diatasnya, burungpun bisa mati bila melewati satu titik tanah yang sakral.
Begitulah kira-kira kisah dan misteri Segitiga Bogor yang dipercayai oleh banyak kalangan masyarakat sampai saat ini. 
sumber : http://era90.blogspot.com/2012/05/hubungan-misteri-segitiga-bogor-dan.html

siapa dan bagaimana pertama kali candi borobudur di temukan

Candi Borobudur pertama kali ditemukan
Candi Borobudur pertama kali ditemukan
- Candi Borobudur telah menjadi satu dari Tujuh keajaiban dunia. Mungkin banyak sobat pembaca yang mengetahui sejarah masa lalu candi Borobudur ini dari literature yang ada dan bahkan sudah sering mengunjunginya. Tapi apakah sobat tahu mengenai sejarah ditemukannya Candi Borobudur pertama kali?
Sebuah bangunan misterius di masa lalu yang pernah hilang ditelan amukan letusan Gunung Merapi ini kembali ditemukan Tahun 1814 Sang penjajah Belanda.
Untuk lengkapnya silahkan menyimak artikel sejarah ditemukannya Candi Borobudur di bawah ini.

Candi Borobudur di masa lalu
Candi Borobudur di masa lalu
Candi borobudur Terkubur Lahar Merapi
Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa ahli mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikelilingi rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi.
Sejarah ditemukannya Candi Borobudur
Sejarah ditemukannya Candi Borobudur
Hal tersebut berdasarkan prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi, kemungkinan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo terdapat aktivitas warga membuat kerajinan. Selain itu, puncak watu Kendil merupakan tempat ideal untuk memandang panorama Borobudur dari atas. Gempa 27 Mei 2006 lalu tidak berdampak sama sekali pada Borobudur sehingga bangunan candi tersebut masih dapat dikunjungi.
Reruntuhan Candi Borobudur sebelum di pugar
Reruntuhan Candi Borobudur sebelum di pugar
Sejarah ditemukannya candi borobudur
Sekitar tiga ratus tahun lampau, tempat candi ini berada masih berupa hutan belukar yang oleh penduduk sekitarnya disebut Redi Borobudur. Untuk pertama kalinya, nama Borobudur diketahui dari naskah Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, disebutkan tentang biara di Budur.
Biara di Budur istilah awal Candi Borobudur
Biara di Budur istilah awal Candi Borobudur
Kemudian pada Naskah Babad Tanah Jawi (1709-1710) ada berita tentang Mas dana, seorang pemberontak terhadap Raja Paku Buwono I, yang tertangkap di Redi Borobudur dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian pada tahun 1758, tercetus berita tentang seorang pangeran dari Yogyakarta, yakni Pangeran Monconagoro, yang berminat melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam sangkar.
Sejarah pertama kali ditemukannya Candi Borobudur
Pada tahun 1814, Thomas Stamford Raffles mendapat berita dari bawahannya tentang adanya bukit yang dipenuhi dengan batu-batu berukir. Berdasarkan berita itu Raffles mengutus Cornelius, seorang pengagum seni dan sejarah, untuk membersihkan bukit itu.
Sejarah ditemukannya Candi Borobudur yang legendaris
Candi Borobudur warisan budaya bangsa
Setelah dibersihkan se lama dua bulan dengan bantuan 200 orang penduduk, bangunan candi semakin jelas dan pemugaran dilanjutkan pada 1825. Pada 1834, Residen Kedu membersihkan candi lagi, dan tahun 1842 stupa candi ditinjau untuk penelitian lebih lanjut.
Sumber: www.indonesianforums.com

Senin, 04 Maret 2013

3 tempat terbaik di indonesia Raja Ampat, Bangka dan Alor

Sebagai negeri di garis khatulistiwa, nama Indonesia sudah masyhur di seluruh penjuru dunia. Negeri kepulauan dengan gugusan pantai indah memang kadung menjadi sebuah destinasi
tropis yang tidak pernah habis pesonanya. Nah, TravelXpose kembali mengajak Anda melongok kembali warisan alam menakjubkan yang
dimiliki oleh Raja Ampat, Belitung, hingga Alor.






RAJA AMPAT
Main Air di Taman Laut Terbesar

Teks & foto: Arnov Setyanto

Nama Raja Ampat seketika meroket.
Objek wisata bahari itu nyatanya
sudah terkenal di seantero Indonesia,
bahkan dunia. Banyak orang berjanji
untuk datang ke sana demi sebuah
“pencapaian hidup”. Belum lengkap
rasanya menjadi seorang traveller bila
tak menginjak Indonesia bagian timur
itu.

Lokasinya termasuk salah satu yang
menjadi favorit para diver dari seluruh
dunia untuk menaklukkan keindahan
bawah lautnya. Selain itu, gugusan
kepulauan yang melingkari Raja
Ampat juga menawarkan panorama
alam yang sangat indah.

Raja Ampat merupakan kabupaten baru yang memisahkan diri dari Kabupaten Sorong. Berdiri sejak
2003, Raja Ampat memiliki 610 pulau yang tersebar di area seluas 46.296 km². Dari sekian banyak pulau
yang ada, hanya 35 pulau yang berpenghuni; sebagian lagi bahkan belum memiliki nama. Namun, yang
paling dikenal di antara pulau-pulau itu adalah empat pulau yang paling besar, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo.

Catatan sejarah mencatat pada abad ke-16, keempat pulau terbesar tersebut memiliki kerajaan masingmasing. Karena itulah muncul istilah four kings atau Raja Ampat digunakan sebagai nama lokasi itu.
Menurut survey The Nature Conservancy, Kepulauan Raja Ampat terletak di pusat karang segitiga dunia; tempat 75 persen spesies karang dunia menetap. Selain itu, terdapat juga 1000 lebih jenis ikan sehingga ada yang mengatakan bahwa Raja Ampat adalah ibukota ikan dunia.
Hanya dengan menyisakan 6.000 km² untuk daratan, tidak bisa disanggah bahwa Kepulauan Raja Ampat adalah taman laut terbesar di Indonesia. Kegiatan utama yang bisa dilakukan adalah snorkeling dan diving.
Bahkan, Raja Ampat dinobatkan sebagai satu dari sepuluh lokasi diving terbaik di dunia. Raja Ampat menawarkan panorama alam seperti hamparan laut biru yang berpadu dengan keindahan langit dan taburan pasir putih yang memancarkan kilaunya bagai mutiara. Selain itu, masih ada gugusan pulau yang mempesona serta flora dan fauna yang unik, seperti cenderawasih merah, cenderawasih wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis bunga anggrek. Semua dapat Anda temukan di Raja Ampat.
Bagi Anda yang ingin menghabiskan waktu di Raja Ampat, tersedia penerbangan dari Jakarta atau Bali menuju Sorong dengan transit terlebih dahulu di Makassar atau Manado. Sangat disarankan Anda menggunakan jasa agen perjalanan selama di Raja Ampat untuk mempermudah wisata Anda. Juga sangat dianjurkan untuk datang dengan rombongan 15 sampai 20 orang agar bisa menekan biaya yang memang sangat mahal jika berkunjung ke Raja Ampat.
Setelah tiba di Sorong, sudah ada kapal yang akan membawa Anda menuju Waisai di Pulau Waigeo yang merupakan ibukota Kabupaten Raja Ampat. Perjalanan dari Sorong menuju Waisai menempuh jarak tiga sampai empat jam. Para penduduk Raja Ampat terkenal akan keramahannya. Ketika tiba di salah satu dermaga pulau, Anda akan disambut dengan tarian tradisional sebagai bentuk penghargaan warga Raja Ampat terhadap tamu yang datang. Seperti yang telah dikatakan, banyak sekali titik diving yang ada di Raja Ampat. Banyak resort juga telah tersedia di pulau-pulau kecil selain empat pulau utama. Resortresort itu bermunculan seiring
dengan banyaknya diver yang ingin menikmati keindahan bawah laut Raja Ampat. Kini, tak perlu lagi repot membawa berbagai perlengkapan menyelam karena sudah tersedia penyewaan alat-alat menyelam yang lengkap. Namun, bagi Anda yang datang hanya untuk memanjakan mata, sangat diwajibkan untuk menyambangi Wayag.
Wayag adalah nama daerah di distrik Waigeo Barat, Raja Ampat yang menawarkan pemandangan fantastis puncak pulau-pulau karst (karang) yang muncul di atas permukaan laut. Setidaknya, ada puluhan pulau karst yang berbentuk seperti cendawan berpadu dengan air laut yang jernih. Salah satu pulau yang wajib didatangi saat di Wayag adalah Pulau Karang.
Dari puncak Pulau Karang, Anda bisa menyaksikan keindahan Wayag seutuhnya. Butuh waktu 30 menit
untuk sampai di puncak Pulau Karang, tetapi segala jerih dan upaya akan terbayar lunas, bahkan lebih. Butuh waktu enam sampai delapan jam menggunakan long boat dari Waisai menuju Wayag. Namun, di sepanjang jalan, Anda bisa menikmati panorama biota laut, seperti karang merah yang terlihat jelas dari permukaan laut.
Biaya perjalanannya yang besar akan terbayar tuntas ketika sudah menginjakkan kaki di Raja Ampat. Bagi Anda yang suka berpetualang yang sedikit menantang, Raja Ampat layak untuk jelajahi. Halong Bay di Vietnam takkan bisa menandingi keindahan Raja Ampat.
BANGKA BELITUNG
Pesona Gugusan Pantai Batu Granit

Teks & foto: Arnov Setyanto
Jika Raja Ampat dirasa terlalu menekan adrenalin, melancong ke Kepulauan Bangka dan Belitung mungkin dapat menjadi alternatif. Karateristik air laut hampir sama
dengan Raja Ampat, tetapi memiliki medan dan rute yang lebih bersahabat.

Pulau Bangka Belitung adalah provinsi yang namanya diambil dari dua pulau besar di semenanjung selatan Sumatra, yaitu Bangka dan Belitung. Kedua pulau itu sejak
berabad lampau telah lama dikenal sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia dan memiliki pesona alam pantai yang  mengagumkan.
Selain dua pulau besar tersebut, terdapat juga pulau-pulau kecil, seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok, Pulau Mendanau, dan Pulau Selat Nasik. Terdapat setidaknya 470 pulau yang memiliki nama, tetapi hanya 50 saja yang berpenghuni.

Jika Anda berencana mengunjungi Bangka Belitung, ada beberapa pulau yang layak Anda kunjungi, di antaranya adalah Pulau
Burung Mandi yang berada di Belitung Timur. Pulau itu memiliki pemandangan yang indah dengan perahu nelayan yang menjajar di sisi pantai sebagai ciri khasnya. Panorama semakin indah jika dilihat pasir yang cokelat berpadu dengan birunya air laut yang tenang serta gagahnya Gunung Burung Mandi yang indah dari kejauhan. Selain Pulau Burung Mandi, Anda juga wajib mendatangi Pulau Lengkuas.
Pulau itu tidak memiliki penghuni, tetapi yang menjadikan pulau ini layak untuk dikunjungi adalah mercusuar peninggalan Belanda yang masih beroperasi hingga saat ini. Untuk Anda para fotografer, Pulau Lengkuas memiliki beberapa spot foto yang menarik. Anda bisa menaiki mercusuar dan mengabadikan pantai yang ada di bawahnya. Di pulau itu juga, Anda dapat beraktivitas snorkeling serta diving. Pulau Lengkuas sendiri berada di Pantai Tanjung Kelayang Desa Keciput, Belitung.
Tidak bisa dipungkiri, pamor Pulau Bangka Belitung naik setelah film fenomenal Laskar Pelangi ditayangkan. Film itu mengambil lokasi di pantai-pantai Bangka Belitung dengan batu-batu besar
sebagai ciri khasnya. Jika Anda ingin mendatangi pantai dengan batubatu besar itu, sangat dianjurkan
untuk mendatangi Pantai Tanjung
Tinggi. Berjarak hanya dua kilometer dari Pantai Tanjung Kelayang, pantai itu memiliki batu-batu besar yang menjadi ikon pantai Bangka Belitung. Tebaran batu granit berpadu dengan pasir putih yang halus tentu akan membuat siapa saja terlena. Di pantai itu juga, terdapat resort yang diklaim sebagai resort terbesar di Kepulauan Bangka Belitung.
Akses menuju Bangka Belitung terbilang mudah. Sudah banyak maskapai penerbangan yang membuka rute dari Jakarta menuju Bangka Belitung maupun sebaliknya. Terdapat dua bandara di Bangka Belitung, yaitu Bandar Udara Depati Amir yang terdapat di Pangkal Pinang, Pulau Bangka. Kota Pangkal Pinang merupakan ibukota Provinsi Bangka Belitung. Kemudian, bandara yang kedua adalah Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin yang terdapat di Tanjung Pandan, Pulau Belitung.
Jika Anda berencana berwisata bahari di Bangka Belitung, sangat disarankan lebih banyak menghabiskan waktu di Pulau Belitung karena objek wisatanya yang lebih banyak dibanding Pulau Bangka. Gunakanlah jasa agen perjalanan yang banyak menawarkan paket wisata di Bangka Belitung karena informasi akan transportasi dan akomodasi sangat sulit didapatkan jika berpergian sendiri. Ratarata jasa agen wisata di Bangka Belitung berkisar 1 hingga 1,5 juta rupiah. Dengan harga yang relatif murah, Anda sudah bisa menikmati keindahan Bangka Belitung.

Tempat-tempat yang akan didatangi untuk wisata bahari seperti snorkeling dan diving berbeda dengan jalur jika Anda ingin hunting foto. Setelah Anda melakukan pemesanan kepada pihak agen wisata, Anda akan ditanyakan wisata apa yang diinginkan, bercengkrama dengan alam atau memotret panorama Bangka Belitung yang indah.
ALOR
Bahari Bercampur Budaya

Teks: Tim Ekskursi Arsitektur Universitas Indonesia, Fadly Molana
Foto: Aris Winahyu Budi Raharjo & Tim Ekskursi Arsitektur Universitas Indonesia
Tidak banyak yang mengetahui bahwa selain adat istiadat dan kebudayaannya yang menarik, Nusa Tenggara Timur juga memiliki potensi wisata yang lain. Alor adalah salah satu tujuan utama jika berkunjung ke Nusa Tenggara Timur. Alor merupakan kabupaten dengan luas daratannya mencakup 2.864,64 km² dan luas perairannya mencapai 10.773,62 Km². Alor memiliki 20 pulau; sembilan di antaranya berpenghuni, yaitu Alor, Pantar, Pura, Tereweng, Ternate, Kepa, Buaya, Kangge, dan Kura.

Untuk para diver, Alor merupakan
surga bagi mereka. Setidaknya,
terdapat 26 titik selam yang wajib
dicoba. Titik-titik selam itu adalah
Half Moon Bay, Peter’s Prize,
Crocodile Rook, Cave Point, The
Edge, Coral Clitts, Baeylon, The Arch, Fallt Line, The Pacth, Nite Delht, Kal’s Dream, The Ball, Trip Top, The Mlai Hall, No Man’s Land, The Chatedral, School’s Ut, dan Shark Close. Titik selam Shark Close adalah lokasi yang paling  menantang karena terdapat ikan hiu. Keindahan bawah laut di Alor tak kalah memukau dengan keindahan bawah laut di Bunaken, Derawan, bahkan Raja Ampat.

Di Pulau Alor, terdapat dua pantai yang kerap menjadi tujuan wisatawan, yaitu Pantai Mali dan Pantai Maimol. Pantai Mali berada Pulau Alor, terdapat dua pantai yang kerap menjadi tujuan wisatawan, yaitu Pantai Mali dan Pantai Maimol. Pantai Mali berada di Kabola Kecamatan Teluk Mutiara dengan jarak 10 kilometer dari kota Kalabahi yang merupakan ibukota Kabupaten Alor.

Pantai Mali menawarkan panorama pantai yang masih asri dengan pasir putih dan air laut yang tenang. Tidak jauh dari Pantai Mali, terdapat Pulau Sika yang menyimpan makam keramat. Walaupun demikian,
kesan angker tidak terasa, justru keberadaan Pulau Sika menambah suasana menjadi asri. Akses menuju Pantai Mali dari Kalabahi sangatlah mudah; sudah terdapat transportasi umum yang dapat mengantarkan Anda. Menenangkan diri di gazebo sambil memakan jagung rebus bisa Anda nikmati di pantai itu yang cocok untuk mencari suasana tenang jauh dari hiruk-pikuk kota.
Satu lagi pantai yang menjadi andalan di Alor selain Pantai Mali, yaitu Pantai Maimol. Berjarak hanya 8 kilometer dari Kalabahi,
Pantai Maimol adalah rumah bagi para nelayan Alor. Di sana, Anda bisa menyaksikan kehidupan asli penduduk Alor. Pantai Maimol
sangat bersih dengan ombak yang tidak begitu besar. Anda bisa bermain air di bibir pantai itu. Keramahan penduduk lokal akan
membuat siapa saja betah berlamalama.

Di Alor, terdapat sebuah desa yang terkenal dengan tari tradisionalnya. Seni tari itu bernama lego-lego. Tarian itu berasal dari Kampung Takpala, Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara. Dari Kalabahi, kampung itu dapat diakses menggunakan mobil dengan waktu tempuh 20 menit. Perdesaan itu menyuguhkan visualisasi keadaan
alam laut dan pulau sekitar.
Jika ada wisatawan yang mengunjung Kampung Takpala, mereka akan disambut dengan tarian lego-lego. Tarian itu merupakan tarian yang melambangkan kebersamaan masyarakat Takpala. Tarian itu
dilakukan oleh sekelompok pria dan wanita terususun secara berselingan yang bergerak membentuk pola spiral mengelilingi mezbah (sumur).
Satu penari dengan penari lain akan berangkulan dan bersamasama melangkah dengan ritme tertentu yang diiringi oleh suara gelang yang dipakai di pergelangan kaki. Biasanya, para penari juga mengenakan pakaian adat dilengkapi dengan berbagai atribut yang berbeda untuk pria dan wanita. Pakaian adat untuk wanita disebut selimut atau noang dan sarung atau keng untuk pria, sementara pelengkapnya berupa bulu di kepala yang disebut kiti, tas anyaman, parang, dan panah. Kini, lego–lego digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan budaya setempat dan menjadi salah satu ritual yang dilakukan untuk menghidupi penduduk secara ekonomi.

Penduduk Takpala termasuk rumpun suku Abui yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan  beberapa sebagai nelayan. Penduduk Takpala rata-rata memiliki dua jenis tempat tinggal, rumah adat yang disebut rumah gudang dan rumah yang lebih modern pada bagian kaki bukit. Estimasi perjalanan melalui jalur darat dan laut dari Jakarta menuju Surabaya, Bali, Mataram, Bima, Labuan Bajo, Labuan Larantuka, Lewoleba, sampai Kalabahi memakan waktu sekitar sembilan hari.
Sementara itu, jalur udara dapat diakses melalui rute penerbangan Jakarta menuju Kupang dilanjutkan
dengan menggunakan pesawat perintis menuju Kalabahi yang hanya menempuh waktu 30 menit

http://www.travelxpose.com/index.php?option=com_content&view=article&id=178%3Amenjelajahi-3-terbaik-di-indonesia&catid=45%3Aexplore-domestik&Itemid=84&lang=en

pesona 3 Pulau Nusa yang memiliki magnet nusa Lembongan, Nusa penida dan Ceningan

Berada terpisah di laut selatan Pulau Dewata, bukan berarti kehilangan pesona. Meski berukuran kecil,
Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida memiliki magnet turistik yang tak kalah menarik. Ombak yang memikat para peselancar, bawah laut yang mengundang penyelam, karang terjal yang menggoda para petualang. Siapkah Anda berlayar kesana dan melupakan Bali yang hiruk pikuk? Alunan melodi berbahasa Portugis menyambut tibanya saya di Pantai Sanur, tepatnya di ujung selatan Jalan Hang Tua. Saya langsung terkenang film Eat, Pray, Love yang dimainkan Julia Roberts karena musik yang saya dengar sekarang dipakai sebagai soundrack film tersebut. Saya merasa berada di tempat yang pas dan di  waktu yang tepat. Kebetulan film itu bersetting di Bali, dan kebetulan pula saya dalam kondisi siap untuk mengarungi lautan, persis seperti lirik lagunya!

Ponsel saya berdering. Pesan singkat dari Mathil, rekan sekantor asal Perancis. Mathil mengabarkan bahwa ia dan tiga kawan telah tiba di Pantai Sanur dan mereka telah pula membeli tiket kapal motor, termasuk untukku. Langsung saja saya meneguk habis sisa kopi dalam cangkir yang terhidang di meja lantas bergegas memanggul ransel menemui mereka. Langit biru cerah, udara hangat bercampur sejuk angin pantai. Saatnya mengakrabi ombak dan air asin…..
Bali sebagaimana telah dikenal orang, betul-betul surga pelesir.  Begitu banyak pilihan bersenang-senang ditawarkan oleh propinsi berjuluk Island of Gods ini. Setiap kali menginjakkan kaki kesini, ada saja hal baru untuk dieksplor. Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida adalah bagian dari Bali dan mereka termasuk jarang dijamah. Wisata bahari di ketiga pulau ini memperkokoh Bali sebagai destinasi serba ada.
Rencana menyambangi tiga nusa kecil di selatan Bali itu sebetulnya sudah lama saya pendam. Hanya saja selalu ada halangan untuk merealisasikannya. Beruntung saya dipertemukan dengan rekan-rekan kantor yang punya hobby sama. Kami pun merencanakan perjalanan ke Nusa Lembongan, Ceningan, dan Penida di akhir pekan ini.
Sanur, tepatnya di Jalan Hang Tua menjadi titik keberangkatan yang popular menujuh ke tiga nusa. Ada dua pilihan transportasi laut, dengan kapal motor biasa atau dengan speed boat. Untuk domestik harga berkisar 60-100 ribu per orang sekali jalan, tergantung seberapa mahir kita menawar.  Kami memakai kapal motor biasa yang bisa ditumpangi hampir 20 orang. Durasi berlayar sekitar 2 jam, disebabkan kondisi laut selatan yang lumrah lebih bergelombang dan kuat arusnya. Kami memilih tidur-tiduran di atas atap kapal, bergurau sambil melempar pandang ke lautan luas..
SURGA DI UJUNG KUKU
Kapal merapat di pos penyeberangan Jungut Batu. Satu per satu penumpang melompat keluar. Seturut rencana, kami akan menyewah sepeda motor. Dengan moda roda dua ini kami akan mengelilingi pulau. Di pos kami langsung berkenalan dengan Dodi (kontak 081337419282) pria lokal yang empunya penyewaan sepeda motor. Awalnya Dodi mematok harga Rp.70.000 untuk satu sepeda motor per hari, tapi akhirnya luluh juga hatinya setelah kami tawar Rp.50.000 per hari. Jadilah tiga sepeda motor kami sewa.
Misi selanjutnya adalah mencari penginapan. Agaknya dengan sepeda motor urusan ini jadi lebih mudah. Saya sejujurnya kaget dengan situasi di Nusa Lembongan. Kira-kira enam tahun silam saya pernah kesini. Waktu itu pantai di sekitar pos penyeberangan masih semata pasir, belom ditemboki. Rumah-rumah penduduk juga masih sangat sederhana. Dan satu hal yang terasa hilang adalah hamparan rumput laut yang dulu memenuhi pantai. Ya, Nusa Lembongan dulu lebih masyur sebagai pulau penghasil rumput laut. Ah, kondisi kini cepat sekali berubah.
Penginapan di Nusa Lembongan pun tak kalah banyak bermunculan. Dari yang level losmen hingga resort berbintang. Terutama di Jungut Batu. Letaknya berdekatan satu sama lain, membuat kami sedikit kewalahan memilih. Toh, akhirnya kami sepakat untuk bermalan di penginapan yang menghadap pantai, dan terpilihlah Puri Nusa Bungallow. Kami menempati kamar dua lantai dengan lima tempat tidur, harganya Rp.250.000 semalam, sehingga masing-masing hanya mengeluarkan Rp.50.000 dari dompet. Hmmm..lumayan ekonomis.
Tuntas masalah penginapan, kami langsung bergegas menujuh Manggrove Point. Berlokasi di timur laut pulau, Mangrove Point disebut sebagai tempat dengan terumbu karang yang cukup subur dan sangat baik untuk bersnorkeling. Jaraknya hanya dua kilometer dari hotel. Baru sekitar 500 meter keluar dari hotel, saya mendapatkan kembali wajah asli Nusa Lembongan yang ‘hilang,’ Rumah-rumah berdinding gedek, tanah kering, jalanan yang berdebuh serta berbatu. Bukannya mengeluh, kami malah bersorak-sorai melewati rute itu.
Paradise Warung adalah restoran yang berada paling ujung di Mangrove Point sekaligus titik paling tepat untuk bersnorkeling. Kami disambut sang pemilik restoran, Ibu Made (081338380419). Berhubung laut sedang pasang surut, kami memutuskan untuk bersantap siang terlebih dahulu. Selain menu-menu biasa, Indonesia-Western, Ibu Made punya satu sajian spesial yang ia namakan Chicken Lembongan, yakni daging ayam bumbu santan dibungkus daun pisang. Menyantapnya paling pas saat masih hangat, ditetesi perasan jeruk, mmm…nikmat nian!
Ibu Made meminjamkan peralatan snorkeling gratis (fins, masks, snorkels) sebagai kompensasi bagi siapapun yang bersantap di restorannya. Dengan peralatan itu, kami bersukacita menceburkan diri ke laut.
Ternyata terumbu karang di Mangrove Point bersebaran tepat di bibir pantai. Begitu membenamkan kepala ke dalam laut, saya serasa menemukan surga di ujung kuku. Kepadatan koralnya baik ditambah populasi ikan yang cukup melimpah. Nyaris empat jam kami bersnorkeling. Agak ke tengah, kami menemukan bebatuan besar yang menjadi rumah ratusan ikan, juga celah-celah sempit yang misterius. Sayang sekali, saya tidak memiliki underwater camera, keidahan bahwa laut itupun hanya terekam dalam ingatan.
Begitu merasa tenaga sudah agak terkuras, kami sepakat kembali ke darat. Saat ngos-ngosan berenang, tiba-tiba meluncurlah seorang nelayan di atas sampannya menghadang kami, lalu dengan senyul simpul bertanya, “do you want transport?” Duh, bapak ini!!
ADUH NYALI DI NUSA CENINGAN
Setelah beristirahat sejenak di restoran Warung Pelangi, kami menderukan lagi sepeda motor. Niat kami adalah menujuh Nusa Ceningan. Dalam bahasa Bali, Nusa Ceningan berarti pulau kecil, mengikuti ukuran pulau yang memang tak seberapa besar.
Hanya tiga puluh menit ke arah selatan, kami melewati jembatan sempit yang hanya bisa dilalui satu sepeda motor. Jembatan ini berwarna kuning, dan tampak indah oleh bentuknya yang jangkung. Permukaan jembatan hanya dilapisi bilah-bilah kayu, serasa amat menyatu dengan alam, membela selat Toyoh Pake yang memisahkan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan
Kami lantas memilih berbelok ke barat, ke sebuah lokasi yang dinamakan ‘Jumping Point.’ Dari namanya sudah jelas menggambarkan seperti apa tempatnya nanti. Tepian ketiga pulau ini memang didominasi oleh tebing curam, mirip kawasan Uluwatu. Kami sampai di Swallow Houses dimana terdapat rumah-rumah yang dibangun di bibir tebing. Kemudian melangkah ke Jumping Point tersebut. Disini kerapkali orang-orang -baik lokal maupun wisatawan asing- datang  untuk menguji nyali, melompat dari atas tebing ke bawah laut biru yang ombaknya dari jauh sudah bikin ngeri. Satu-satunya cara untuk kembali ke atas adalah memanjat tebing.
Puas di Jumping Point, kami bergegas kembali ke Nusa Lembongan untuk sebuah pengalaman lain yang tak kalah seruhnya!
SENSASI SENJA DEVIL’S TEAR
Hampir semua bagian barat dari Nusa Ceningan maupun Nusa Lembongan menjanjikan pemandangan matahari tenggelam yang luar biasa. Namun ada satu lokasi yang paling saya rekomendasikan yakni di Devil’s Tear.
Menggapainya dari Nusa Ceningan, kembali kami menyeberangi jembatan kuning lantas berbelok ke kiri. Yang perluh diperhatikan adalah menghitung timing dengan seksama, agar datang ke lokasi sunset di waktu yang tepat. Terlebih jika sudah mendekati jam 5 sore, Anda sebaiknya sudah harus di Devil’s Tear.
Untuk menemukan lokasi ini tidaklah sulit walau ia tersembunyi. Cukup ingat nama Dream Beach. Nah, nanti Anda akan menjumpai sebuah hotel bernama Dream Beach Kubu. Ikuti jalan setapak di sebelah kiri hotel maka Anda akan mencapainya. Meski tidaklah luas, tapi Dream Beach lumayan bagus oleh pasir putihnya. Jika datang lebih awal, Anda bisa menjadi berleha-leha sejenak disana sebelum ke Devil’s Tear yang langsung bersisian letaknya.
Entah siapa yang memberi nama, namun Devil’s Tear memang tempat yang sungguh menakjubkan. Barangkali nama itu muncul dari fenomena alam, dimana kebuasan ombak yang menghantam dinding karang berpadu dengan senja hari yang memerah. Lubang besar yang menganga di bawah karang mencipratkan air dengan dasyatnya saat terhantam gelombang laut. Bunyi dentuman dan desis air serta udara bagaikan seringai makluk yang mengamuk.
Kami menghabiskan waktu lumayan lama di Devil’s Tear hingga bintang bermunculan di langit. Tempat yang begitu sepi tersebut menyiratkan aura misteri. Suatu saat nanti, saya ingin datang lagi kemari.
KETENTRAMAN SUASANA PAGI
Keesokannya, saya bangun subuh dan menderuhkan sepeda motor ke Mushroom Bay. Di tempat yang berbukit ini terdapat sejumlah resort serta villa berbintang. Tetapi niat saya bukan untuk melihat-lihat akomodasi disana melainkan ingin menikmati semburat mentari pagi, sunrise. Nasib baik tak berpihak, harapan saya untuk melihat matahari muncul di dekat Gunung Agung tak kesampaian karena ternyata titik terbit bergeser ke kanan. Pemandangan sebagian Pulau Lembongan dari ketinggian terselimuti kabut pagi agak mengobati kekecewaan saya.
Saya juga sebenarnya berniat mendatangi Goa Gala pagi itu, sialnya saya kebingungan mencari lokasi dimana goa berada. Goa Gala adalah gua buatan yang terdapat di bawah tanah dalam batu kapur. Konon, Goa Gala menjadi  tempat tinggal seorang pertapa. Sang pertapa menggali gua ini dan membentuknya seolah sebuah rumah selama belasan tahun, hanya dengan peralatan seadanya. Katanya pula disitu terdapat ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, sumur dan dapur. Saya juga penasaran ingin melihat relief yang terukir pada dinding gua dimaksud.
Ada yang menarik saya temukan. Penduduk pulau kecil ini rupanya gemar ber-jogging pagi-pagi. Pria maupun maupun wanita di semua usia berlari pelan naik turun turun bukit. Wah, warga yang sadar olahraga nih..
Kembali ke hotel, saya tidak langsung ke kamar tapi menyusuri pantai. Penduduk setempat yang kebanyakan nelayan telah beraktifitas. Ada yang membersihkan jala dan kapal, ada yang bertrasaksi jual beli ikan segar, ada yang mengangkut rumput laut. Sekelompok bocah saya lihat sibuk mencari cacing laut. Mereka memakai cara yang unik, cacing dipancing keluar hanya dengan menyiramkan air tawar ke atas pasir.
Wisatawan asing pun tak ketinggalan. Pagi-pagi sudah membawa papan luncurnya ke laut. Ya, ombak di sekitar Nusa Lembongan maupun Nusa Ceningan sudah terkenal bagi penyuka surfing dan katanya pagi hari merupakan saat paling tepat bermain dengan gulungan ombak. Karena keadaan belum begitu ramai, suasana tentram terasa sekali. Cahaya matahari hangat menyentuh kulit tapi belum  menyengat, pemandangan Gunung Agung di seberang pun menambah kecantikan pagi.
BERBURUH PARI MANTA
Kegiatan kami selanjutnya adalah berburuh Pari Manta. Demi bersua mereka, hari ini kami akan berlayar ke Nusa Penida. Doni, penyewa sepeda motor, telah menyanggupi untuk mencarikan kapal. Ia mengantar kami ke jalur menujuh Mangrove Point, disana kami ditunggui oleh Pak Kadek, orang yang nantinya membawa kami dengan boat ke Nusa Penida.
Awalnya boat kami melesat dengan mulus. Begitu masuk ke dalam selat antara Nusa Penida dengan Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan, permukaan laut bak daun kelapa yang tertiup angin, bergelombang naik turun dengan cepat. Boat pun ikut terombang ambing. Anggieta, temanku, berkomentar bahwa kami seolah berada di atas roller coaster.
Boat mendekati Manta Point dan gelombang laut kian keras. Samar-samar mata saya menangkap titik-titik hitam di lautan. Wah, itukah ikannya? Namun nyali kami kendur berada di tengah gelombang yang keras itu. Tak ada yang mau melompat ke laut dalam keadaan demikian. Pak Kadek sendiripun mengaku tak berani berlama-lama. Apa mau dikata, terpaksa kami memutar haluan. Perburuan Manta itu memang tak sepenuhnya gagal. Hanya kondisi alam susah ditebak.
Melihat dengan jelas rupa Pari Manta di perairan Nusa Penida sebetulnya sudah pernah saya alami. Bedanya dulu saya melihat dari atas tebing. Seingatku jumlahnya terbilang banyak. Ikan bernama ilmiah Manta birostris tersebut menghuni di sebagian besar perairan tropis, lautan Indonesia termasuk salah satu area dengan jumlah Pari Manta terbanyak. Pari Manta merupakan jenis pari terbesar. Hewan pemakan plankton ini bersifat sama seperti Lumba-lumba, ramah terhadap manusia.
Mengobati kecewa, Pak Kadek membawa kami ke Crystal Bay. Tak sia-sia, Crystal Bay yang termasuk salah satu titik penyelaman Nusa Penida menyajikan keindahan yang asri dan asli. Sebuah pulau karang berlubang menghiasi teluk berpasir putih itu. Di musim-musim tertentu ikan Mola-Mola bertandang kesini. Ikan Mola-Mola tergolong ikan langkah dan bertubuh raksasa. Keunikan ikan ini terletak pada ujung tubuhnya yang nyaris seperti tanpa ekor.
Terdapat sebuah pura di pulau karang depan Crystal Bay, dengan anak tangga yang terputus. Kami tak hanya bersnorkeling tapi juga berenang ke daratan Nusa Penida. Saya menyukai lebatnya pohon-pohon kelapa disana. Ada sumur yang airnya tawar meski hanya 50 meter dari jaraknya dari laut. Kami berkenalan dengan seorang pria tua pemilik tanah, beliau berpesan bahwa kami boleh datang dan berkemah di pekarangannya tanpa harus bayar. Sebentuk keramahan yang menyenangkan hati.
Puas di Crystal Bay, kami berlayar lagi ke Gamat Bay. Tempat ini pun punya kehidupan bawah laut yang memanjakan mata. Saya sampai-sampai hanya berkutat di satu kumpulan koral lantaran struktur koralnya amat bagus ditunjang ikan beraneka warna.
Tengah hari, kami kembali ke Nusa Lembongan. Makan siang di restoran pinggir pantai. Saking lelahnya, habis makan semua kami terbaring nyenyak di atas pasir. Angin yang bertiup lembut membantu kami semakin lama dalam mimpi. Hingga akhirnya waktu menunjukkan angkah 15.30 sore, kami bergegas ke hotel, berkemas, lalu menujuh Pos Batu Jungut untuk menumpang boat pulang. Kali ini kami memilih speed boat. Sungguh akhir pekan yang menyenangkan di Tiga Nusa.
SEKILAS NUSA PENIDA, LEMBONGAN & CENINGAN
Walau paling sering di akses dari Sanur ataupun Benoa, namun secara administraf ketiga pulau ini masuk dalam wilayah Kabupaten Klungkung. Nusa Lembongan memiliki fasilitas pariwisata terlengkap dibanding Nusa Penida atau Ceningan. Tak tersedia sarana angkutan umum seperti bus, transportasi lebih memanfaatkan kendaraan roda dua.
Di Nusa Penida terdapat Bali Bird Santuary atau pusat pelestarian burung, terkhusus burung endemik, Jalak Bali (Leucopsar rothschild). Usaha pelestarian ini tercatat lumayan berhasil. Jika Anda tertarik untuk mengenalnya lebih jauh, tak ada salahnya menyempatkan untuk mengunjungi tempat yang sangat alamiah itu. Selain itu Nusa Penida juga terkenal dengan penerapan Bio Energi, yakni pemanfaatan kotoran hewan sebagai penghasil energy listrik.
http://www.travelxpose.com/index.php?option=com_content&view=article&id=333%3Atiga-nusa-yang-mendebarkan&catid=45%3Aexplore-domestik&Itemid=84&lang=en