welcome

We kindly serve you, find your identity in Indonesia

history

Indonesia has strong historical roots, has a priceless masterpiece

Floating market

The uniqueness is a part of Indonesian life

metropolitan

Indonesia has a magnificent way of life

culinary

have a high culinary taste since antiquity

pray

the source of all sources of life is god

Romantic

the source of all sources of life is god

Jumat, 01 Juni 2012

Desa Wisata Indonesia

Tak bisa kita pungkiri bila sektor pariwisata menjadi salah satu potensi daerah yang banyak dikembangkan masyarakat Indonesia. Melimpahnya kekayaan alam Indonesia dan uniknya budaya lokal yang kita miliki, memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan domestik maupun turis mancanegara. Sehingga tidak heran bila sampai hari ini sektor pariwisata Indonesia menjadi salah satu penyumbang dana yang cukup besar bagi Pendapatan Daerah di seluruh penjuru nusantara.
Memanfaatkan potensi alam yang cukup melimpah, masyarakat di berbagai daerah Indonesia kini mulai mengoptimalkan sektor pariwisata dengan membangun kawasan desa wisata. Strategi ini sengaja dibangun masyarakat untuk mengajak para wisatawan lokal maupun internasional untuk mengenal lebih dekat kekayaan alam, budaya, maupun tradisi masyarakat di berbagai pelosok desa. Melalui program desa wisata, diharapkan masyarakat bisa memperkenalkan tradisi dan budaya lokal kepada masyarakat luas serta mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar desa tersebut.
Beragam program dan paket wisata pun kini mulai ditawarkan masyarakat pedesaan untuk menjamu para wisatawan lokal maupun internasional. Misalnya saja seperti puluhan desa wisata yang terdapat di Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali dan lain sebagainya.
Nah, untuk mengenal lebih dekat potensi desa wisata Indonesia, berikut adalah beberapa wilayah di nusantara yang memiliki potensi  cukup potensial.
Desa Wisata di Yogyakarta
Sebagai kota budaya, Yogyakarta tentunya menjadi salah satu kota tujuan wisata yang ramai dikunjungi para pelancong. Selain kawasan Malioboro yang menjadi tujuan belanja bagi para wisatawan, Yogyakarta ternyata memiliki kawasan desa wisata yang cukup potensial.
Misalnya saja seperti puluhan desa wisata di daerah Turi yang memanjakan para wisatawannya dengan potensi salak pondoh yang berlimpah dan menyuguhkan pesona alam pedesaan yang masih sangat asri, atau bisa juga mengunjungi desa wisata kerajinan seperti di daerah Kasongan (sentra kerajinan gerabah), Krebet (sentra kerajinan batik kayu) serta Manding (sentra kerajinan kulit), sampai dengan desa wisata budaya yang belakangan ini mulai diminati wisatawan mancanegara seperti desa wisata Tembi maupun jelajah kampung budaya di gang sempit Dipowinatan,Yogyakarta.
Keunikan budaya Jawa yang masih sangat terasa dan keasrian panorama alam yang dimiliki kota Yogyakarta, mendorong masyarakat di berbagai sudut kota Jogja untuk memanfaatkan potensi tersebut untuk meningkatkan perekonomian desa setempat.
kampung wisata 200x124 Potensi Desa Wisata Indonesia
Desa Wisata di Jawa Tengah
Selain Kota Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah ternyata juga memiliki potensi desa wisata yang beragam. Mulai dari kampung wisata Candirejo yang mengajak para wisatawan untuk mengenal lebih dekat kehidupan sehari-hari masyarakat desa setempat, kawasan Dieng yang memanjakan wisatawan dengan pesona alamnya yang menawan dan potensi agrobisnis yang cukup berlimpah; desa wisata Duwet Klaten yang menyajikan budaya tradisional Jawa dan aneka macam kerajinan; Karangbanjar, Purbalingga yang menyajikan pemandangan desa yang masih alami; Karimunjawa dengan daya tariknya pesona taman bawah laut, serta masih banyak lagi desa wisata lainnya seperti daerah Ketenger, Selo, serta kampung batik di Desa Laweyan Solo, Jawa Tengah.
Desa Wisata Jawa Barat
Dikelilingi daerah pegunungan, menjadikan Daerah Jawa Barat memiliki panorama alam yang sangat menawan dan tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi. Melihat potensi tersebut, tidaklah heran bila daerah yang memiliki suhu udara cukup sejuk ini memiliki potensi desa wisata cukup beragam.
Sebut saja seperti kawasan agro Ciwidey yang menawarkan beberapa potensi desa wisata kebun strawberi dan aneka olahannya, Desa Wisata Lembur Kahuripan yang memiliki pemandangan sawah dan pemandangan bukit nan hijau, atau mengunjungi Kampung Wisata Industri Cikaret untuk menikmati wisata usaha rumahan seperti industri sandal, tahu, tempe, wayang golek, serta souvenir daur ulang limbah.
Desa Wisata Bali
Tidak hanya Pulau Jawa saja yang memiliki potensi budaya begitu beragam dan pemandangan alam yang cukup menawan. Pulau Bali yang dikenal masyarakat dunia sebagai surga kecil di negara Indonesia, ternyata juga memiliki potensi desa wisata yang sangat menarik, mulai dari aktivitas camping, tracking, refreshing, hingga memperdalam budaya dan tradisi Bali, bisa Anda dapatkan di Desa Wisata Ambengan, Provinsi Bali.
Kondisi alamnya yang dikelilingi persawahan dengan sistem terasering (sengkedan) dan didukung dengan empat air terjun serta beberapa kolam alami, membuat pemandangan Desa Wisata Ambengan semakin mempesona para wisatawan. Hal inilah yang menjadikan Desa Wisata Ambengan di Kabupaten Buleleng Bali ini selalu ramai dikunjungi wisatawan.
Melihat kesadaran masyarakat desa yang mulai tergerak untuk mengembangkan segala potensi yang terdapat di daerahnya, tidak menutup kemungkinan bila di masa-masa yang akan datang keadaan ekonomi di daerah pedesaan akan setara dengan pergerakan ekonomi di kota-kota besar. Semoga informasi potensi bisnis daerah ini bisa memberikan tambahan wawasan bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengoptimalkan potensi di sekitarnya. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.
Sumber gambar :
1. http://www.kabarhotel.com/wp-content/uploads/2012/03/desa-wisata.jpg
2. http://sewasepedajogja.com/wp-content/uploads/2011/12/Wisata-Pedesan-di-Jogja-dengan-bersepeda.jpg

Gandrung tarian khas Banywangi

Wisatanesia.com-Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian yang berasal dari Banyuwangi Kata ""Gandrung"" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan).

Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali.Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju"
Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.

Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).
Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan.

Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.
Menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrung ditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker. Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah.

Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.
Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya.

Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20..Wisata Indonesia Surga Dunia
sumber :http://www.wisatanesia.com/2010/09/gandrung.html